Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Dzikir: Allah, Allah, Allah ...




Al-Qur'an surah Al-Muzzammil ayat 8

وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ وَتَبَتَّلْ اِلَيْهِ تَبْتِيْلًاۗ

Sebutlah nama Tuhanmu dan beribadahlah kepada-Nya dengan sepenuh hati.

TAFSIR TAHLILI
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan Nabi Muhammad supaya senantiasa mengingat-Nya, baik siang maupun malam, dengan bertasbih, bertahmid, bertakbir, salat, dan membaca Al-Qur’an. Dengan demikian, ia dapat melenyapkan dari hatinya segala sesuatu yang melalaikan perintah-perintah Allah.

----------

Al-Qur'an surah Al-Insān ayat 25

وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ بُكْرَةً وَّاَصِيْلًاۚ

Sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang.

TAFSIR TAHLILI
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan Nabi Muhammad supaya menyebut nama Tuhan pada waktu pagi dan petang. Maksudnya hendaklah umat Islam selalu ingat kepada Allah dalam keadaan bagaimanapun, di mana dan kapan pun, baik dengan hati maupun dengan lidah. Ada yang mengatakan bahwa maksud mengingat Allah pada waktu pagi dan petang ialah mengerjakan salat pada saat-saat itu.

----------


Hadits Imam Muslim Kitab ke-2, Bab Hilangnya keimanan di akhir zaman, hadits no 211 : 

حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ أَخْبَرَنَا ثَابِتٌ عَنْ أَنَسٍ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى لَا يُقَالَ فِي الْأَرْضِ اللَّهُ اللَّهُ

Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Affan] telah menceritakan kepada kami [Hammad] telah mengabarkan kepada kami [Tsabit] dari [Anas] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kiamat tidak akan terjadi hingga di bumi tidak diucapkan lagi 'Allah, Allah'."


Hadits Imam Muslim Kitab ke-2, Bab Hilangnya keimanan di akhir zaman, hadits no 212 : 

حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ عَلَى أَحَدٍ يَقُولُ اللَّهُ اللَّهُ

Telah menceritakan kepada kami [Abd bin Humaid] telah mengabarkan kepada kami [Abdurrazzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Tsabit] dari [Anas] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kiamat tidak akan terjadi pada seseorang yang (masih) mengucapkan, 'Allah, Allah'."


Hadits tersebut menambah bukti bahwa dzikir dengan menyebut “Allah, Allah” tidaklah terlarang, bahkan sebaliknya merupakan kebajikan yang membuat kiamat takkan terjadi bila ia masih terucap di muka bumi.

Karena itulah, wajar sekali bila para ulama tasawuf terkemuka mengajarkan dzikir semacam ini, salah satunya adalah Hujjatul Islam Imam al-Ghazali yang menjelaskan cara-cara berdzikir untuk selalu mengingat Allah, sebagaimana berikut:

   فإن أصل طريق الدين القوت الحلال وعند ذلك يلقنه ذكراً من الأذكار حتى يشغل به لسانه وقلبه فيجلس ويقول مثلا الله الله أو سبحان الله سبحان الله أو ما يراه الشيخ من الكلمات    

فَإِنَّ أَصْلَ طَرِيقِ الدَّيْنِ الْقُوتُ الْحَلَالُ وَعِنْدَ ذَلِكَ يُلَقِّنُهُ ذِكْرًا مِنْ الْأَذْكَارِ حَتَّى يَشْغَلَ بِهِ لِسَانُهُ وَقَلْبُهُ فَيَجْلِسَ وَيَقُولُ مَثَلًا اللَّهُ اللَّهَ أَوْ سُبْحَانَ اللَّهِ سُبْحَانَ اللَّهِ أَوْ مَا يَرَاهُ الشَّيْخُ مِنَ الْكَلِمَاتِ

“Maka sesungguhnya dasar dari jalan tasawuf adalah makanan yang halal. Maka ketika itu terpenuhi, hendaknya seorang guru mendiktekan pada muridnya salah satu macam dzikir hingga lisan dan hatinya sibuk dengan itu. Ia duduk dan misalnya berkata: “Allah, Allah” atau “Subhanallah subhanallah” atau redaksi lain yang diajarkan oleh gurunya.” (al-Ghazali, Ihya’ Ulum ad-Din, III, 77).

Adapun soal anggapan bahwa mengulang kata “Allah” saja adalah salah menurut bahasa sebab tak berupa kalimat sempurna seperti “Mahasuci Allah” atau “Allah Mahabesar”, maka anggapan ini tidak bisa menjadi dalil untuk mengharamkan dzikir semacam ini sebab meskipun tak lumrah sebab hanya satu kata, ia tetaplah berfungsi selayaknya redaksi dzikir yang panjang sebagai pengingat kepada Allah.


Wallahu'lam.