Malu adalah bagian dari iman
Hadits Imam Bukhari Kitab ke-2, Bab Tentang Perkara-perkara Iman, hadits no 8 :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الْجُعْفِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ الْعَقَدِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ بِلَالٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيمَانِ
Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad Al Ju'fi] dia berkata, Telah menceritakan kepada kami [Abu 'Amir Al 'Aqadi] yang berkata, bahwa Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Bilal] dari [Abdullah bin Dinar] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Iman memiliki lebih dari enam puluh cabang, dan malu adalah bagian dari iman".
Berikut adalah lima pelajaran yang dapat diambil dari hadis tersebut:
- Iman memiliki banyak aspek: Beberapa ulama memberikan penjelasan mengenai arti dari "enam puluh cabang" dalam hadis tersebut. Sebagaian ulama mengatakan bahwa jumlah cabang tidak harus dipahami secara harfiah, tetapi hanya untuk menunjukkan bahwa iman memiliki banyak dimensi atau aspek. Ada juga yang menginterpretasikan "enam puluh cabang" sebagai representasi dari banyaknya tugas dan tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh seorang Muslim sebagai bentuk pengabdian pada imannya. Berdasarkan penjelasan ini maka iman bukan hanya terbatas pada keyakinan atau pemahaman, tetapi juga melibatkan berbagai aspek kehidupan seorang Muslim.
- Rasa malu (hayaa') merupakan bagian dari iman: Hadis ini menegaskan pentingnya rasa malu dalam kehidupan seorang Muslim. Rasa malu merupakan ekspresi dari ketundukan dan penghormatan terhadap Allah, serta menjadi penjaga diri dari perbuatan dosa dan keburukan.
- Iman harus tercermin dalam tindakan nyata: Hadis ini menunjukkan bahwa iman tidak hanya menjadi keyakinan, tetapi juga harus tercermin dalam tindakan nyata yang sesuai dengan ajaran agama.
- Iman saling terkait: Hadis ini menunjukkan bahwa iman memiliki banyak cabang, dan setiap cabang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Oleh karena itu, sebagai seorang Muslim, kita harus memperkuat dan menjaga semua aspek dari iman kita.
- Iman adalah landasan utama dalam kehidupan seorang Muslim: Hadis ini mengajarkan bahwa iman adalah landasan utama dalam kehidupan seorang Muslim. Iman harus menjadi dasar dari setiap tindakan dan perilaku seorang Muslim, dan ini mencakup aspek-aspek seperti akhlak, ibadah, dan hubungan sosial.
Berikut adalah beberapa contoh rasa malu yang dimaksud dalam hadis tersebut:
- Seorang pemimpin merasa malu untuk menggunakan kekuasaannya untuk tujuan pribadi, karena dia memahami tanggung jawabnya sebagai pemimpin dan ingin memimpin dengan integritas dan keadilan.
- Seorang pelajar merasa malu untuk mencontek atau menggunakan cara curang dalam ujian, karena dia menghargai proses belajar dan ingin mendapatkan nilai yang sesuai dengan kemampuannya sendiri, serta memahami bahwa cara-cara curang dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain
- Seseorang merasa malu untuk berkata kasar atau menggunakan bahasa yang tidak pantas dalam percakapan, karena dia menghargai orang lain dan ingin memperlakukan mereka dengan sopan dan hormat.
- Seorang pengusaha merasa malu untuk mengambil keuntungan yang berlebihan atau memanipulasi pasar untuk kepentingannya sendiri, karena dia ingin membangun bisnis yang sukses secara adil dan bermanfaat bagi masyarakat.
- Seorang teman merasa malu untuk tidak membantu temannya dalam kesulitan, karena dia menghargai persahabatan dan ingin menjadi teman yang dapat diandalkan.
Perumpamaan malu adalah sebagian dari iman
- Seperti kulit yang melindungi tubuh, malu melindungi iman seseorang dari tindakan buruk.
- Seperti air yang memadamkan api, rasa malu dapat memadamkan nafsu yang merusak iman.
- Seperti akar yang menopang pohon, sikap malu menopang keimanan seseorang dan membantu memperkuat dasar imannya.
Semoga bermanfaat,
Pengasuh Bahasa Adab