Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Malu Adalah Bagian Dari Iman



Hadits Imam Bukhari Kitab ke-2, Bab Malu bagian dari iman , hadits no 23 : 

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِيهِ

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ عَلَى رَجُلٍ مِنْ الْأَنْصَارِ وَهُوَ يَعِظُ أَخَاهُ فِي الْحَيَاءِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعْهُ فَإِنَّ الْحَيَاءَ مِنْ الْإِيمَانِ


Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Malik bin Anas] dari [Ibnu Syihab] dari [Salim bin Abdullah] dari [bapaknya], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berjalan melewati seorang sahabat Anshar yang saat itu sedang memberi nasehat saudaranya tentang malu. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "biarkan dia, karena sesungguhnya malu adalah bagian dari iman". 


Mufradat:

مرَّ1/ مرَّ بـ/ مرَّ على/ مرَّ في مَرَرْتُ، يَمُرّ، امْرُرْ/ مُرَّ، مَرًّا ومُرورًا ومَمَرًّا، فهو مارّ، والمفعول ممرور به

مَرَّ - يمُرّ : lewat , melalui , melintas , melewati , berlalu , menerobos , menyeberang , selesai

وعَظَ يعِظ، عِظْ، وَعْظًا وعِظَةً، فهو واعِظ، والمفعول مَوْعوظ

وَعَظَ - يَعِظُ : menasehati , memberi petuah , wejangan , menganjurkan , memperingatkan

حَيَاء : malu , perasaan malu , sifat takut - takut

دَعْ : اِسمَحْ ! ـ : biarkan , perkenankan

دَعْ : tinggalkan

Penjelasan:

Malu adalah bagian dari iman karena dalam Islam, iman mencakup seluruh aspek kehidupan seseorang, termasuk aspek moral dan etika. Ketika seseorang memiliki iman yang kuat, maka akan tercermin dalam perilaku dan tindakannya sehari-hari.

Malu merupakan bentuk perlindungan terhadap diri sendiri dari perilaku dan tindakan yang tidak sesuai dengan ajaran agama. Sifat malu mendorong seseorang untuk menghindari perbuatan dosa, kejahatan, dan perilaku buruk lainnya. Ini mencerminkan kesadaran dan kehati-hatian terhadap Allah dan akibat perbuatan-perbuatan yang tidak baik.

Dalam Islam, malu juga berhubungan erat dengan kesopanan dan perilaku yang baik dalam hubungan sosial. Iman yang kuat akan mendorong seseorang untuk menghargai dan menjaga batas-batas dalam berinteraksi dengan sesama manusia, termasuk menghindari hal-hal yang tidak pantas dan membawa dampak negatif pada diri sendiri atau orang lain.

Dengan demikian, malu menjadi bagian dari iman karena merupakan ekspresi dari komitmen untuk hidup sesuai dengan ajaran agama, menjaga akhlak yang baik, dan menghargai nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari.

Semoga bermanfaat,

Wallahu'lam
Pengasuh Bahasa Adab