Kenapa Allah Swt Justru Banyak Menguji Orang Yang Sedang Susah?
Allah menguji hamba-Nya yang sedang susah atau tidak mampu dengan berbagai cobaan seperti sakit, ditipu, dizalimi, ditindas dan lain sebagainya bukan karena kebencian, tetapi karena beberapa hikmah yang sangat mulia, di antaranya:
1. Menghapus Dosa dan Kesalahan
Allah menguji hamba-Nya agar dosa-dosanya diampuni melalui kesabaran dalam menghadapi musibah.
Shahih Bukhari No.5210:
حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ عَمْرٍو حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ حَلْحَلَةَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
Diriwayatkan oleh Abdullah bin Muhammad, dari Abdul Malik bin Amr, dari Zuhair bin Muhammad, dari Muhammad bin Amr bin Halhalah, dari Atha' bin Yasar, dari Abu Sa'id Al-Khudri dan dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw, beliau bersabda: "Tidaklah seorang Muslim tertimpa kelelahan, penyakit, kekhawatiran, kesedihan, gangguan, atau kesusahan, bahkan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapus sebagian dari kesalahannya dengan sebab itu." (HR. Bukhari)
Pesan dan hikmah yang bisa diambil dari hadis di atas adalah:
- Jangan pernah berputus asa dalam menghadapi kesulitan, karena setiap rasa sakit yang kita alami akan menjadi penghapus dosa-dosa kita.
- Jika kita bersabar dalam menghadapi cobaan, maka Allah akan menghapus dosa-dosa kita dan meninggikan derajat kita di sisi-Nya.
- Ketika kita merasa lelah, sedih, atau bahkan tersakiti, ingatlah bahwa setiap musibah adalah bentuk kasih sayang Allah yang membersihkan kesalahan kita.
2. Menguji Keimanan dan Kesabaran
Allah ingin melihat siapa yang benar-benar beriman dan sabar dalam menghadapi ujian hidup.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Al-‘Ankabūt [29]:2:
اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْٓا اَنْ يَّقُوْلُوْٓا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُوْنَ (١) وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللّٰهُ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِيْنَ (٢)
1. Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (hanya dengan) berkata, “Kami telah beriman,” sedangkan mereka tidak diuji?. 2. Sungguh, Kami benar-benar telah menguji orang-orang sebelum mereka. Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui para pendusta. (Al-‘Ankabūt [29]:2)
Pesan dan hikmah yang bisa diambil dari firman Allah di atas adalah:
- Jangan mengira bahwa hidup akan selalu mudah, karena Allah menguji keimanan hamba-Nya agar membedakan siapa yang benar-benar beriman dan siapa yang dusta.
- Jika kita beriman kepada Allah, maka bersiaplah menghadapi ujian, karena Allah ingin melihat ketulusan iman kita.
- Allah memberikan ujian kepada hamba-Nya agar mereka semakin kuat dalam keimanan dan membuktikan ketulusan hati mereka.
3. Meninggikan Derajat di Sisi Allah
Cobaan adalah cara Allah untuk mengangkat derajat hamba-Nya yang sabar dan ridha terhadap takdir-Nya.
Sunan Abu Daud No.2686
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ النُّفَيْلِيُّ وَإِبْرَاهِيمُ بْنُ مَهْدِيٍّ الْمِصِّيصِيُّ الْمَعْنَى قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو الْمَلِيحِ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ خَالِدٍ قَالَ أَبُو دَاوُد قَالَ إِبْرَاهِيمُ بْنُ مَهْدِيٍّ السَّلَمِيُّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ وَكَانَتْ لَهُ صُحْبَةٌ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا سَبَقَتْ لَهُ مِنْ اللَّهِ مَنْزِلَةٌ لَمْ يَبْلُغْهَا بِعَمَلِهِ ابْتَلَاهُ اللَّهُ فِي جَسَدِهِ أَوْ فِي مَالِهِ أَوْ فِي وَلَدِهِ قَالَ أَبُو دَاوُد زَادَ ابْنُ نُفَيْلٍ ثُمَّ صَبَّرَهُ عَلَى ذَلِكَ ثُمَّ اتَّفَقَا حَتَّى يُبْلِغَهُ الْمَنْزِلَةَ الَّتِي سَبَقَتْ لَهُ مِنْ اللَّهِ تَعَالَى
Diriwayatkan oleh Abdullah bin Muhammad An-Nufaili dan Ibrahim bin Mahdi Al-Mishshi, dengan makna yang sama. Keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Al-Malih, dari Muhammad bin Khalid. Abu Dawud berkata: Ibrahim bin Mahdi As-Salami meriwayatkan dari ayahnya, dari kakeknya, yang merupakan sahabat Rasulullah Saw. Ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda: "Sesungguhnya apabila seorang hamba telah ditetapkan baginya suatu derajat di sisi Allah yang tidak dapat ia capai dengan amal perbuatannya, maka Allah akan mengujinya pada jasadnya, hartanya, atau anaknya. Abu Dawud berkata: Ibnu Nufail menambahkan, 'Kemudian Allah memberinya kesabaran atas ujian tersebut, hingga ia mencapai derajat yang telah ditetapkan baginya oleh Allah Ta'ala.'" (HR. Abu Daud)
Pesan dan hikmah yang bisa diambil dari hadis di atas adalah:
- Jangan bersedih ketika diuji dengan sakit, kehilangan harta, atau kesulitan keluarga, karena Allah sedang mengangkat derajat kita ke tempat yang tidak bisa kita capai hanya dengan amal ibadah kita.
- Jika Allah telah menetapkan kedudukan yang tinggi bagi seorang hamba, maka Dia akan mengujinya dengan berbagai cobaan agar ia mencapai derajat tersebut.
- Allah memberi cobaan kepada hamba-Nya agar ia bersabar, sehingga ia bisa mencapai kedudukan yang telah Allah tetapkan untuknya.
4. Agar Lebih Dekat dengan Allah
Orang yang mengalami kesulitan cenderung lebih banyak berdoa dan meminta pertolongan kepada Allah.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam surat Yūnus [10]:12:
وَاِذَا مَسَّ الْاِنْسَانَ الضُّرُّ دَعَانَا لِجَنْۢبِهٖٓ اَوْ قَاعِدًا اَوْ قَاۤىِٕمًا ۚفَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُ ضُرَّهٗ مَرَّ كَاَنْ لَّمْ يَدْعُنَآ اِلٰى ضُرٍّ مَّسَّهٗۗ كَذٰلِكَ زُيِّنَ لِلْمُسْرِفِيْنَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
Apabila manusia ditimpa kesusahan, dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk, atau berdiri. Namun, setelah Kami hilangkan kesusahan itu darinya, dia kembali (ke jalan yang sesat) seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) kesusahan yang telah menimpanya. Demikianlah, dijadikan terasa indah bagi orang-orang yang melampaui batas itu apa yang selalu mereka kerjakan. (Yūnus [10]:12)
Pesan dan hikmah yang bisa diambil dari firman Allah di atas adalah:
- Jangan hanya berdoa saat kesulitan datang, karena Allah lebih mencintai hamba yang selalu mengingat-Nya dalam segala keadaan.
- Jika kita hanya mengingat Allah saat tertimpa musibah, lalu melupakan-Nya ketika senang, maka itu adalah tanda kesombongan hati.
- Ketika seseorang mengalami kesulitan, ia akan berdoa kepada Allah dengan sungguh-sungguh, tetapi setelah kesulitan itu hilang, ia kembali lalai dan lupa bersyukur.
5. Karena Allah Mencintainya
Allah memberikan ujian kepada orang-orang yang dicintai-Nya sebagai tanda kasih sayang agar mereka semakin dekat dengan-Nya.
Syuabul Iman Baihaqi No. 9928
أَخْبَرَنَا الْأُسْتَاذُ أَبُو إِسْحَاقَ إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ , أَنَا أَبُو جَعْفَرٍ مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَوْسَقَانِيُّ , نَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ , نَا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى , نَا ابْنُ وَهْبٍ , أَخْبَرَنِي ابْنُ لَهِيعَةَ , وَعَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ , وَاللَّيْثُ , عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ , عَنْ سِنَانِ بْنِ سَعْدٍ , عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ , عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: " إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ , وَالصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الْأُولَى , وَإِنَّ اللهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ , فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا , وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ "
Diriwayatkan oleh Al-Ustadz Abu Ishaq Ibrahim bin Muhammad bin Ibrahim, dari Abu Ja'far Muhammad bin Ali Al-Jawsqani, dari Al-Hasan bin Sufyan, dari Yunus bin Abdil A'la, dari Ibnu Wahb, yang diberitakan kepadaku oleh Ibnu Lahi'ah, Amr bin Al-Harith, dan Al-Laits, dari Yazid bin Abi Habib, dari Sinan bin Sa'd, dari Anas bin Malik, dari Nabi Saw, bahwa beliau bersabda: "Sesungguhnya besarnya balasan sebanding dengan besarnya ujian. Kesabaran itu ada pada saat pertama kali musibah menimpa. Dan sesungguhnya apabila Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka. Barang siapa yang ridha, maka baginya keridhaan, dan barang siapa yang murka, maka baginya kemurkaan."
Pesan dan hikmah yang bisa diambil dari hadis di atas adalah:
- Bersabarlah dalam menghadapi ujian, karena semakin besar cobaan yang diberikan Allah, semakin besar pula pahala yang akan diterima.
- Jika kita ridha dengan ujian yang Allah berikan, maka Allah pun akan meridhai dan memberi kita ketenangan dalam menghadapi cobaan.
- Ketika Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka, sehingga yang bersabar akan mendapatkan keridhaan-Nya, sedangkan yang marah hanya akan mendapatkan kemurkaan-Nya.
Dr. Ir. Adib Shururi, M.Pd.
Pengasuh Mahad Bahasa Adab.