Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ruqyah dengan Teknik Ancaman dan Teknik Sentuhan


Hadis pertama:

حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ الْمِنْهَالِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ يَعْلَى بْنِ مُرَّةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ وَكِيعٌ مُرَّةَ يَعْنِي الثَّقَفِيَّ وَلَمْ يَقُلْ مُرَّةَ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ امْرَأَةً جَاءَتْ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَعَهَا صَبِيٌّ لَهَا بِهِ لَمَمٌ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اخْرُجْ عَدُوَّ اللَّهِ أَنَا رَسُولُ اللَّهِ قَالَ فَبَرَأَ فَأَهْدَتْ إِلَيْهِ كَبْشَيْنِ وَشَيْئًا مِنْ أَقِطٍ وَشَيْئًا مِنْ سَمْنٍ قَالَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خُذْ الْأَقِطَ وَالسَّمْنَ وَأَحَدَ الْكَبْشَيْنِ وَرُدَّ عَلَيْهَا الْآخَرَ (رواه أحمد)

Waki’ menceritakan kepada kami, Al-A’masy menceritakan kepada kami dari Al-Minhal bin ‘Amr dari Ya’la bin Murrah dari ayahnya, ia berkata, Waki’ menyebutkan Murrah, maksudnya adalah Al-Thaqafi, dan ia tidak mengatakan bahwa Murrah berkata dari ayahnya bahwa seorang wanita datang kepada Nabi Saw dengan seorang anak laki-laki yang kerasukan. Nabi Saw bersabda: "Keluarlah, wahai musuh Allah, aku adalah utusan Allah." Maka anak itu sembuh, lalu wanita tersebut memberikan hadiah dua ekor kibasy (domba) dan sedikit keju serta sedikit mentega. Nabi Saw bersabda: "Ambillah keju dan mentega, dan salah satu dari kedua kibasy tersebut, dan kembalikan yang satunya kepada wanita itu." (HR. Ahmad)

Hadis kedua:

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْأَنْصَارِيُّ حَدَّثَنِي عُيَيْنَةُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ عُثْمَانَ بْنِ أَبِي الْعَاصِ قَالَ لَمَّا اسْتَعْمَلَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الطَّائِفِ جَعَلَ يَعْرِضُ لِي شَيْءٌ فِي صَلَاتِي حَتَّى مَا أَدْرِي مَا أُصَلِّي فَلَمَّا رَأَيْتُ ذَلِكَ رَحَلْتُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ ابْنُ أَبِي الْعَاصِ قُلْتُ نَعَمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَا جَاءَ بِكَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ عَرَضَ لِي شَيْءٌ فِي صَلَوَاتِي حَتَّى مَا أَدْرِي مَا أُصَلِّي قَالَ ذَاكَ الشَّيْطَانُ ادْنُهْ فَدَنَوْتُ مِنْهُ فَجَلَسْتُ عَلَى صُدُورِ قَدَمَيَّ قَالَ فَضَرَبَ صَدْرِي بِيَدِهِ وَتَفَلَ فِي فَمِي وَقَالَ اخْرُجْ عَدُوَّ اللَّهِ فَفَعَلَ ذَلِكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ قَالَ الْحَقْ بِعَمَلِكَ قَالَ فَقَالَ عُثْمَانُ فَلَعَمْرِي مَا أَحْسِبُهُ خَالَطَنِي بَعْدُ (رواه ابن ماجه)

Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Bashar, telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Abdullah Al-Anshari, telah mengabarkan kepada saya Uyaynah bin Abdul Rahman, telah mengabarkan kepada saya ayahku dari Utsman bin Abi Al-Ash, dia berkata: 'Ketika Rasulullah Saw mengangkatku menjadi pemimpin di Tha'if, aku merasakan sesuatu yang mengganggu dalam shalatku hingga aku tidak tahu apa yang aku shalat. Ketika aku melihat itu, aku pergi kepada Rasulullah Saw. Dia bertanya, 'Wahai Utsman, apa yang membawamu ke sini?' Aku menjawab, 'Wahai Rasulullah, ada sesuatu yang mengganggu dalam shalatku hingga aku tidak tahu apa yang aku shalat.' Dia berkata, 'Itu adalah syaitan. Dekatlah kepadaku.' Maka aku mendekat dan duduk di atas kedua kakinya. Dia memukul dadaku dengan tangannya, meludahi mulutku, dan berkata, 'Keluar, wahai musuh Allah.' Dia melakukan itu tiga kali, kemudian berkata, 'Kembalilah kepada pekerjaanmu.' Utsman berkata, 'Demi Allah, aku tidak merasa dia menggangguku lagi setelah itu.'" (HR. Ibnu Majah)

Berdasarkan dua hadis di atas, berikut adalah ringkasan siapa yang perlu diruqyah dan bagaimana cara meruqyahnya:

Siapa yang Perlu Diruqyah:

1. Anak yang Kesurupan atau Terkena Gangguan Jin (Lamam). Hadis pertama menceritakan seorang anak laki-laki yang kerasukan atau terkena gangguan jin (lamam).

2. Orang yang Merasakan Gangguan dalam Shalat atau Pikiran (Was-was). Hadis kedua (disebutkan dalam konteks Utsman bin Abi Al-Ash) menunjukkan bahwa orang yang terganggu konsentrasinya dalam shalat akibat gangguan syaitan juga memerlukan ruqyah.

Cara Meruqyah Berdasarkan Hadis:

1. Menghadapkan Diri kepada Orang yang Kesurupan. Nabi Saw langsung berhadapan dengan orang yang terkena gangguan, baik itu anak-anak atau orang dewasa.

2. Perintah Tegas kepada Jin atau Syaitan.
Nabi Muhammad Saw mengucapkan dengan tegas kepada makhluk yang mengganggu:
اخْرُجْ عَدُوَّ اللَّهِ
"Keluar, wahai musuh Allah!

Perintah ini diulang tiga kali atau hingga jin atau syaitan keluar dari tubuh orang yang kesurupan.

3. Sentuhan dan Doa.
Dalam kasus Utsman bin Abi Al-Ash, Nabi Saw memukul dada Utsman dengan tangannya dan meludahi mulutnya (apabila dirasa meludahi cukup menjijikkan, tidak heginis, atau tidak sopan, maka bisa diganti dengan tiupan ke kepala) sambil memberi perintah kepada syaitan untuk keluar. Tindakan fisik ini dilakukan tiga kali untuk memastikan gangguan benar-benar hilang.

Setelah ruqyah berhasil, Nabi Saw menerima beberapa hadiah dari orang yang anaknya sembuh. Namun, beliau hanya mengambil sebagian dari hadiah tersebut dan mengembalikan sisanya, menunjukkan sikap sederhana dan penuh syukur kepada Allah.

Semoga bermanfaat,
Pengasuh Mahad Bahasa Adab
Dr. Ir. Adib Shururi, M.Pd.