Irsyadu Adab: Keutamaan Membaca Al-Qur'an (Bagian 3)
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاۤءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَۙ وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا
Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang mukmin, sedangkan bagi orang-orang zalim (Al-Qur’an itu) hanya akan menambah kerugian. Al-Isrā' [17]:82)
المختصر في تفسير :
٨٢ - ونُنزِّل من القرآن ما هو شفاءً للقلوب من الجهل والكفر والشك، وما هو شفاء للأبدان إذا رقيت به، وما هو رحمة للمؤمنين العاملين به، ولا يزيد هذا القرآن الكفار إلا هلاكًا؛ لأن سماعه يغيظهم، ويزيدهم تكذيبًا وإعراضًا عنه.
٨٢ - وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءً لِلْقُلُوبِ مِنَ الْجَهْلِ وَالْكُفْرِ وَالشَّكِّ، وَمَا هُوَ شِفَاءٌ لِلْأَبْدَانِ إِذَا رُقِيَتْ بِهِ، وَمَا هُوَ رَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ الْعَامِلِينَ بِهِ، وَلَا يَزِيدُ هَذَا الْقُرْآنُ الْكُفَّارَ إِلَّا هَلَاكًا؛ لِأَنَّ سَمَاعَهُ يُغِيظُهُمْ، وَيَزِيدُهُمْ تَكْذِيبًا وَإِعْرَاضًا عَنْهُ.
82 - Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an sesuatu yang menjadi penyembuh bagi hati dari kebodohan, kekufuran, dan keraguan. Juga sesuatu yang menjadi penyembuh bagi tubuh jika digunakan untuk ruqyah. Dan Al-Qur'an adalah rahmat bagi orang-orang beriman yang mengamalkannya. Namun, Al-Qur'an ini tidak menambah bagi orang-orang kafir kecuali kebinasaan, karena mendengar Al-Qur'an membuat mereka marah, menambah kedustaan mereka, dan semakin berpaling darinya.
IRAB
(وَنُنَزِّلُ) الواو استئنافية ومضارع فاعله مستتر والجملة مستأنفة (مِنَ الْقُرْآنِ) متعلقان بننزل (ما) اسم موصول مفعول به (هُوَ شِفاءٌ) مبتدأ وخبر والجملة صلة (وَرَحْمَةٌ) معطوف على شفاء (لِلْمُؤْمِنِينَ) متعلقان برحمة (وَلا يَزِيدُ) الواو عاطفة ولا نافية يزيد مضارع فاعله مستتر (الظَّالِمِينَ) مفعول به أول (إِلَّا) أداة حصر (خَساراً) مفعول به ثان والجملة معطوفة
TAFSIR
1. وَنُنَزِّلُ
- Arti secara bahasa: "Dan Kami turunkan." Kata kerja dalam bentuk mudhāri' (sedang/akan) menunjukkan proses berkelanjutan.
نزَّلَ ينزِّل، نَزِّلْ، مصدر تَنْزِيلٌ، فهو مُنزِّل، والمفعول مُنزَّل
نَزَّلَ - ينزّل : menurukan
- Sinonim: نُوَحِي (Kami wahyukan), نُنْزِلُ (Kami turunkan).
- Antonim:نَرْفَعُ (Kami angkat).
- Siapa yang dituju: Allah sebagai subjek (kami) sedang menyampaikan wahyu.
- Rahasia pemilihan kata: Menunjukkan bahwa Al-Qur'an diturunkan secara bertahap sesuai hikmah dan kebutuhan manusia.
2. مِنَ
- Arti secara bahasa:"Dari"
- Siapa yang dituju: Menunjukkan bahwa yang dimaksud adalah sebagian sifat Al-Qur'an.
- Rahasia pemilihan kata: Menegaskan bahwa sifat penyembuh dan rahmat tidak mencakup semua kandungan Al-Qur'an (karena sebagian adalah ancaman).
3. الْقُرْاٰنِ
- Arti secara bahasa: "Al-Qur'an."
قرَأَ يَقرَأ، قِراءةً وقُرْآنًا، فهو قارئ، والمفعول مَقْروء
قَرَأَ - يَقْرَأُ : membaca , menceritakan
- Sinonim: الْكِتَاب (Kitab), الذِّكْر (Peringatan).
- Antonim:الْجَهْل (ketidaktahuan).
- Siapa yang dituju: Al-Qur'an sebagai wahyu Allah.
- Rahasia pemilihan kata: Penekanan pada fungsi utama Al-Qur'an sebagai bacaan yang mulia dan penuh hikmah.
4. مَا
- Arti secara bahasa: "Apa yang."
- Siapa yang dituju: Mengacu pada sifat-sifat tertentu dalam Al-Qur'an.
- Rahasia pemilihan kata:Mengarahkan perhatian pada fungsi spesifik Al-Qur'an sebagai penyembuh.
5. هُوَ
- Arti secara bahasa: "Ia."
- Siapa yang dituju: Al-Qur'an atau sifatnya.
6. شِفَاۤءٌ
- Arti secara bahasa: "Penyembuh."
شِفاء [مفرد]: ج أشفية (لغير المصدر):
1- مصدر شفَى وشُفِيَ.
شفَى يَشفِي، اشفِ، شِفاءً، فهو شافٍ، والمفعول مَشفِيّ
شَفَى - يَشْفِيْ : mengobati , menyembuhkan , mengembalikan kesehatan , memulihkan
- Sinonim: عِلَاج (obat), مَعَافَاة (kesembuhan).
- Antonim: مَرَض (penyakit), ضَرَر (kerusakan).
- Siapa yang dituju: Penyembuhan untuk hati dan jiwa manusia.
- Rahasia pemilihan kata: Penyembuhan bersifat spiritual, bukan hanya fisik.
7. وَّرَحْمَةٌ
- Arti secara bahasa: "Dan rahmat."
رَحْمَة : rahmat , kasih sayang , simpati , keramahan , toleransi
رحِمَ يَرحَم، اِرْحَمْ، مصدر رَحْمَةٌ، مَرْحَمَةٌ، رُحُمٌ، فهو راحِم، والمفعول مَرْحوم
- Sinonim: فَضْلٌ (karunia), نِعْمَةٌ (nikmat).
- Antonim: عَذَاب (siksaan).
- Siapa yang dituju: Mukminin yang beriman kepada Al-Qur'an.
- Rahasia pemilihan kata: Menekankan sifat Al-Qur'an sebagai bentuk kasih sayang Allah.
8. لِّلْمُؤْمِنِيْنَ
- Arti secara bahasa: "Bagi orang-orang yang beriman."
آمنَ/ آمنَ بـ/ آمنَ لـ يُؤمن، آمِنْ، مصدر إِيمَانٌ، فهو مُؤمِن، والمفعول مُؤمَن
آمَنَ - يُؤْمِنُ بِـ : percaya akan , beriman pada
- Sinonim: لِلْمُسْلِمِيْنَ (bagi Muslim).
- Antonim: لِلْكَافِرِيْنَ (bagi orang kafir).
- Siapa yang dituju: Orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
- Rahasia pemilihan kata: Al-Qur'an hanya memberi manfaat sebagai penyembuh jika diterima dengan keimanan.
9. وَلَا يَزِيْدُ
- Arti secara bahasa: "Dan tidak menambah."
زادَ/ زادَ على/ زادَ عن/ زادَ في/ زادَ من يَزِيد، زِدْ، زِيادةً وزَيْدًا، فهو زائد، والمفعول مَزيد
زَادَ - يَزِيْدُ : menambah , meningkatkan , menumbuhkan , memperbanyak , mempertinggi , memperbesar , menjadi lebih
- Sinonim: لا يُكْثِرُ (tidak memperbanyak).
- Antonim: يُقَلِّلُ (mengurangi).
- Siapa yang dituju: Para pelaku kezaliman.
- Rahasia pemilihan kata: Penegasan bahwa bagi orang zalim, Al-Qur'an justru menjadi penyebab kerugian.
10. الظّٰلِمِيْنَ
- Arti secara bahasa: "Orang-orang zalim."
ظلَمَ يظلِم، ظَلْمًا وظُلْمًا، فهو ظالِم، والمفعول مَظْلوم
ظَلَمَ - يَظْلمُ : menindas , menekan , menganiaya , memperlakukan secara tak wajar atau tak adil
- Sinonim: الْمُعْتَدِيْنَ (pelaku pelanggaran).
- Antonim: الْعَادِلِيْنَ (orang-orang adil).
- Siapa yang dituju: Orang-orang yang menolak Al-Qur'an dan berbuat dosa.
- Rahasia pemilihan kata: Menunjukkan bahwa kerugian berasal dari kezaliman mereka sendiri.
11. اِلَّا خَسَارًا
- Arti secara bahasa: "Kecuali kerugian."
خَسَار [مفرد]: مصدر خسِرَ.
خسِرَ يَخسَر، خَسْرًا وخُسْرًا وخَسَارًا وخَسارةً وخُسرانًا، فهو خاسِر وخسِر، والمفعول مخسور
خَسِرَ - يَخْسرُ : menghilangkan , mengorbankan
- Sinonim: ضَرَرًا (kerusakan).
- Antonim: رِبْحًا (keuntungan).
- Siapa yang dituju: Orang-orang zalim.
- Rahasia pemilihan kata: Menegaskan dampak buruk kezaliman berupa kerugian total.
KAIDAH USHUL FIQIH
1. Perbedaan Hukum Berdasarkan Kondisi Penerima
الحكم يدور مع علته وجوداً وعدماً
ٱلْحُكْمُ يَدُورُ مَعَ عِلَّتِهِ وُجُودًا وَعَدَمًا
("Hukum itu berputar bersama illat-nya, ada atau tidaknya illat.")
Ayat ini menunjukkan bahwa efek Al-Qur'an berbeda antara orang beriman dan orang zalim. Bagi orang beriman, Al-Qur'an menjadi penyembuh dan rahmat karena keimanan mereka adalah illat manfaat tersebut. Sedangkan bagi orang zalim, Al-Qur'an menambah kerugian karena kekufuran mereka adalah illat kerugian.
2. Berlakunya Sebab Akibat dalam Amal
الأسباب ظاهرة والنتائج معلقة بالعمل
ٱلْأَسْبَابُ ظَاهِرَةٌ وَٱلنَّتَائِجُ مُعَلَّقَةٌ بِٱلْعَمَلِ
("Sebab-sebab itu tampak, tetapi hasilnya tergantung pada amal.")
Al-Qur'an sebagai "penyembuh dan rahmat" hanya berlaku jika diamalkan, seperti dijelaskan dalam frasa لِلْمُؤْمِنِينَ. Ini menunjukkan hubungan sebab-akibat: keimanan dan amal saleh adalah sebab, sedangkan rahmat adalah akibatnya.
3. Keumuman Lafaz dengan Kekhususan Makna
العبرة بعموم اللفظ لا بخصوص السبب
ٱلْعِبْرَةُ بِعُمُومِ ٱللَّفْظِ لَا بِخُصُوصِ ٱلسَّبَبِ
("Ibrah diambil dari keumuman lafaz, bukan kekhususan sebab.")
Frasa مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ menunjukkan sifat umum Al-Qur'an sebagai penyembuh dan rahmat, baik secara spiritual maupun fisik. Meskipun sebagian mufasir mengaitkan ayat ini dengan ruqyah tertentu, makna ini berlaku secara umum untuk semua konteks.
4. Penegasan Hukum Melalui Konsekuensi
التأكيد بالتضاد يُظهر قوة الدليل
ٱلتَّأْكِيدُ بِٱلتَّضَادِّ يُظْهِرُ قُوَّةَ ٱلدَّلِيلِ
("Penegasan melalui pertentangan menunjukkan kekuatan dalil.")
Ayat ini menegaskan manfaat Al-Qur'an bagi orang beriman dengan menyebutkan konsekuensi sebaliknya bagi orang zalim (وَلَا يَزِيدُ الظّٰلِمِينَ إِلَّا خَسَارًا). Hal ini memperkuat pemahaman tentang sifat Al-Qur'an sebagai rahmat atau bencana tergantung pada sikap penerimanya.
5. Hukum Bersifat Proporsional
الحكم بالمثل أو بما يناسب الحال
ٱلْحُكْمُ بِٱلْمِثْلِ أَوْ بِمَا يُنَاسِبُ ٱلْحَالَ
("Hukum diberikan sesuai dengan kondisi atau yang sepadan.")
Ayat ini menunjukkan bahwa balasan dari sikap terhadap Al-Qur'an bersifat proporsional: rahmat bagi yang menerima dengan iman, dan kerugian bagi yang menolaknya dengan kezaliman.